A.Kegiatan Ekonomi
1.Produksi
Suatu aktivitas atau pekerjaan yang dapat menghasilkan suatu
produk, baik itu barang maupun jasa. Dengan adanya kegiatan produksi maka
diharapkan barang/ jasa yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.Pelaku
kegiatan produksi ini biasanya disebut dengan produsen dimana tujuan dari
kegiatan produksi adalah untuk memperoleh keuntungan dari barang/ jasa yang
dihasilkan.
a. Faktor-faktor produksi
1. Faktor Sumber Daya
Alam/ Fisik
Dalam
hal ini sumber daya alam (Physical Resources) adalah faktor
produksi yang bersumber dari kekayaan alam. Sumber daya alam dapat memenuhi
kebutuhan manusia untuk hidup. Adapun beberapa sumber daya alam tersebut
diantaranya:
·
Udara, tanah, air, sinar matahari
·
Hewan, tumbuhan
·
Mineral, dan bahan tambang lainnya.
Sebagai
ilustrasi, para petani memproduksi padi untuk memenuhi kebutuhan pangan. Faktor
produksinya adalah tanah, air, iklim, dan hal lainnya yang dapat mendukung
produksi padi.
2. Faktor Sumber Daya
Manusia/ Tenaga Kerja
Tenaga
kerja (labor) adalah faktor produksi yang melakukan kegiatan
produksi, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Di dalam faktor ini
terdapat beberapa unsur penting, seperti unsur fisik, pikiran, serta kemampuan
dan keahlian.
Faktor
tenaga kerja dapat dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
A. Berdasarkan Kualitas
·
Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang
memerlukan pendidikan formal untuk dapat melaksanakan pekerjaannya. Misalnya
dokter, arsitek, dosen, dan lain-lain.
·
Tenaga kerja terampil, yaitu tenaga kerja yang
memerlukan keterampilan khusus agar bisa melaksanakan pekerjaannya. Misalnya
penjahit, tukang, supir, kapster salon, dan lain-lain.
·
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih, yaitu tenaga kerja
yang tidak membutuhkan pendidikan atau pelatihan tertentu agar bisa melakukan
pekerjaannya. Misalnya asisten rumah tangga, kuli bangunan, petugas kebersihan,
dan lain-lain.
B. Berdasarkan Sifat
Pekerjaan
·
Tenaga kerja jasmani, yaitu tenaga kerja yang lebih
mengandalkan tenaga untuk melaksanakan pekerjaannya. Misalnya petugas kebersihan,
tukang becak, kuli angkut, dan lain-lain.
·
Tenaga kerja rohani, yaitu tenaga kerja yang lebih
mengandalkan pikiran dan perasaan dalam melaksanakan pekerjaannya. Misalnya
dosen, guru, seniman, psikolog, dan lain-lain.
3. Faktor Modal
Modal (capital) punya
peranan penting dalam percepatan dan kelancaran kegiatan produksi.
b. Teori Perilaku Produsen
Teori
Perilaku Produsen adalah teori yang menjelaskan tentang bagaimana tingkah laku
produsen dalam menghasilkan produk yang selalu berupaya untuk mencapai
efesiensi dalam kegiatan produksinya. Produsen berusaha untuk menghasilkan
produksi seoptimal mungkin dengan mengantur penggunaan faktor produksi yang
paling efisien.
Di
dalam menganalisis teori produsen, kita mengenal 2 hal:
1)
Produksi jangka pendek, perusahaan memiliki input tetap dan menentukan berapa
banyaknya input variabel yang harus dipergunakan. Untuk membuat keputusan,
pengusaha akan memperhitungkan seberapa besar dampak penambahan input variabel
terhadap produksi total. Pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk
mencapai tujuan harus menentukan dua macam keputusan:
a. Berapa output yang harus diproduksi
b. Berapa dan dalam kondisi faktor-faktor
produksi (input) digunakan
2)Produksi
jangka panjang suatu proses produksi tidak bisa diukur dengan waktu tertentu,
misalnya 10 tahun, 5 tahun, 15 tahun dan seterusnya. Jangka panjang suatu
proses produksi adalah jangka waktu di mana semua input atau faktor produksi
yang dipergunakan untuk proses produksi bersifat variabel. Dengan kata lain,
dalam jangka panjang tidak ada input tetap.
Untuk
menyederhanakan pembahasan secara teoristis, dalam menentukan keputusan
tersebut digunakan dua asumsi dasar:
1) Bahwa produsen atau pengusaha selalu
berusaha mencapai keuntungan yang maksimum.
2) Bahwa produsen atau pengusaha beroprasi
dalam pasar persaingan sempurna.
Permasalahan
seorang produsen adalah bagaimana dengan modal yang terbatas bisa menciptakan
barang dengan kualitas dan kuantitas yang cukup. Peran penting seorang produsen
adalah sebagai berikut :
1) Produsen menjadi manajer yang
mengkoordinasikan faktor – faktor produksi baik tenaga kerja/ L , tanah/ sumber
daya alam, N, capital/ modal, bahan baku dan enterpreneur / keahlian yang ada
dalam masyarakat.
2) Mempunyai insiatif dan daya kreatif untuk
inovasi – inovasi baru termasuk dalam IPTEK.
3) Mengambil keputusan kebijakan bisnis.
4) Mampu menganalisis kondisi ekonomi secara
makro yang sedang berlangsung dalam negara tersebut.
5) Kemampuan untuk memilih WHAT (Barang apa
yang dibuat), HOW (Bagaimana cara paling efisien untuk membuatnya), WHO (Siapa
yang terjun langsung dan tidak langsung dalam proses produksi), WHOM (Untuk
siapa barang tersebut dibuat). Di sini diharapkan seorang produsen mempunyai
kepekaan untuk melihat pasar yang paling menguntungkan.
c. Konsep Biaya Produksi
Biaya
dalam pengertian Produksi ialah semua “beban” yang harus ditanggung oleh
produsen untuk menghasilkan suatu produksi.
Biaya
produksi adalah semua pengeluaran yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan
bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan oleh perusahaan tersebut.
Dua
jenis biaya produksi:
1) Biaya eksplisit adalah pengeluaran perusahaan yang berupa
pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi dan bahan mentah yang
dibutuhkan perusahaan.
2) Biaya implisit adalah perkiraan pengeluaran (biaya) atas
faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
Biaya
produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1) Bahan baku atau bahan dasar termasuk
bahan setengah jadi.
2) Bahan-bahan pembantu atau penolong.
3) Upah tenaga kerja dari tenaga kerja
kuli hingga direktur.
4) Penyusutan peralatan produksi.
5) Uang modal, sewa.
6) Biaya penunjang seperti biaya angkut,
biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi.
7) Biaya pemasaran seperti biaya iklan.
8) Pajak .
d. Macam-Macam Biaya Produksi
1.Biaya Tetap Total (Total Fixed
Cost/FC)
Biaya
Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak
berproduksi yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan rumus
tersebut, adalah:
TC
= FC + VC
FC
= TC – VC
Keterangan:
TC
= Biaya total (Total Cost)
FC
= Biaya tetap (Fixed Cost)
VC
= Biaya Variabel (Variable Cost)
2. Biaya Variabel Total (Total Variabel
Cost/VC)
Biaya
Variabel Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi dan besar
kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Biaya
variabel rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut,
yaitu:
VC
= TC – FC
3. Biaya Total (Total Cost/TC)
Biaya
total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan
yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
TC
= FC + VC
4. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed
Cost/AFC)
Biaya
Tetap Rata-Rata adalah hasil bagi antara
biaya tetap total dan jumlah barang yang dihasilkan. Rumus :
AFC
= FC/Q
Keterangan:
FC = Biaya Tetap Total
Q = Kuantitas
5. Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variabel
Cost/AVC)
Biaya
variabel rata-rata adalah biaya variable satuan unit produksi. Rumusnya: AVC = VC/Q
Keterangan:
VC
= Biaya Variabel Total
Q = Kuantitas
6. Biaya Total Rata-Rata (Average Cost/AC)
Average
Cost adalah biaya total rata-rata yang dapat dihitung dari Total Cost dibagi
banyaknya jumlah barang tertentu (Q). Nilainya dihitung menggunakan rumus di
bawah ini:
AC=
TC /Q atau (VC+FC)/Q
AC=
AVC+AFC
7. Biaya Marginal (Marginal Cost/MC)
Biaya
Marginal adalah tambahan biaya yang disebabkan karena tambahan satu unit
produksi. Biaya marginal diperoleh dari selisih Total Cost dan selisih
kuantitas dari barang yang diproduksi. Sehingga dapat dirumuskan:
MC
= dTC/dQ Atau MC = TCn – TCn-1
e. Konsep Penerimaan dan Laba Maksimum
PENERIMAAN
(REVENUE) PRODUSEN
Penerimaan
(revenue) adalah penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan outputnya .secara matematis konsep revenue ( fungsi penerimaan )
antara lain ;
1. Total
revenue (TR) yaitu penerimaan produsen sebagai hasil penjualan seluruh
outputnya .total revenue adalah jumlah output (Quantitiy kali harga jual
(price)
TR
= P x Q
dan TR = F(Q)
2. Average
revenue (AR) yaitu penerimaann produsen /unit output,jadi AR adalah harga jual
/ unit outpu
AR
= atau AR = P
3. Marginal
revenue (MR) yaitu kenaikan penerimaan total (TR) sebagai akibat bertambahnya
satu unit output
MR
= atau MR = TR’
KEUNTUNGAN MAKSIMAL ( PROFIT )
1. Keuntungan /kerugian
V
= TR - TC
2. Titik impas /titik pulang pokok /titik laba dan rugi
TR
= TC
3. Keuntungan maximum
MR=MC
atau TR1=TC1
Jadi
keutungan maksimum yang diperoleh suatu perusahaan dalam berbagai bentuk pasar
,terjadi saat kurva MR atau MC=MR
2.Distribusi
a. Pengertian Distribusi
Distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar
dan mempermudah penyampaian barang atau
jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang
diperlukan. Kegiatan distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani
suatu produksi dan konsumsi suatu barang agar barang dan jasa yang di tawarkan
akan sampai tepat kepada para konsumen sehingga kegunaan yang di dapat dari
barang dan jasa tersebut akan semakin maksimal setelah di konsumsi.
b. Faktor-faktor distribusi
1.Faktor pasar. Saluran distribusi dalam faktor ini dipengaruhi
pola persaingan,perubahan gaya hidup konsumen,adanya inovasi produk baru,serta
peta persaingan antar produsen.
2.Faktor barang. Adanya pertimbangan dari segi barang terkait
nilai suatu barang,besar dan berat barang,mudah rusaknya barang,serta kualitas
barang dan pengemasannya.
3.Faktor perusahaan. Pertimbangan yang diperlukan adalah sumber
dana,kualitas mananajemen,dan bentuk pelayanan yang diberikan.
4.Faktor kebiasaan dalam pembelian. Pertimbangan yang digunakan
dalam kebiasaan pembelian meliputi pelayanan perantara,kegunaan perantara,dan
biaya pengiriman barang.
c. Mata Rantai Distribusi
1.Saluran distribusi langsung adalah saluran distribusi yang
dalam proses penyaluran barang dari produsen dilakukan secara langsung ke
konsumen.
Contohnya, seorang petani menjual barang hasil pertaniannya
secara langsung kepada konsumen atau dengan cara mendirikan warung pinggir
jalan milik sendiri sehingga harganya lebih murah.
2.Saluran distribusi tidak langsung adalah saluran distribusi
yang dalam proses penyaluran barang dari produsen kepada konsumen dilakukan
dengan terlebih dahulu melalui suatu lembaga distribusi seperti distributor,
pedagang besar, agen, dan pedagang eceran. Setiap tahapan saluran distribusi
akan menimbulkan biaya sehingga pelaksanaan distribusi cara panjang ini akan
menyebabkan harga barang dan jasa menjadi lebih mahal. Semakin panjang jalur
distribusi suatu barang, harga barang tersebut akan semakin mahal.
3.Konsumsi
a. Pengertian Konsumsi
Konsumsi adalah
suatu kegiatan manusia yang menggunakan dan mengurangi daya guna suatu barang
dan jasa yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kepuasan manusia,
baik secara berangsur-angsur maupun sekaligus.
Konsumsi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh manusia. Pelaku kegiatan
konsumsi ini disebut dengan konsumen (individu maupun organisasi), sedangkan
produk yang dikonsumsi adalah barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen.
Tujuan utama kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh manusia
adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga kepuasan. Pada masyarakat
yang masih tradisional, umumnya kegiatan konsumsi adalah untuk pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan pada masyarakat modern, kegiatan
konsumsi mereka bukan hanya untuk mempertahankan hidup, tapi juga untuk
kesenangan dan harga diri.
b .Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
Kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam kehidupan manusia. Adapun
beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan konsumsi adalah sebagai berikut:
1. Penghasilan
Pengahasilan
atau pendapatan seseorang berpengaruh besar terhadap tingkat konsumsi seseorang
atau organisasi. Semakin besar penghasilan seseorang maka orang tersebut akan
mengkonsumsi lebih banyak barang/ jasa, begitu juga sebaliknya.
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan
sangat mempengaruhi pola pikir seseorang dalam melakukan kegiatan konsumsi.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, umumnya tingkat konsumsinya juga
akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.
3. Harga Barang dan Jasa
Harga
barang dan jasa dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Semakin tinggi
harga barang dan jasa, maka tingkat konsumsi akan semakin rendah, dan begitu
juga sebaliknya.
4. Jumlah Keluarga
Keluarga
yang jumlah anggotanya lebih besar akan membuat tingkat konsumsinya semakin
besar, begitu juga sebaliknya.
5. Jenis Kelamin
Kebutuhan
barang/ jasa antara pria dan wanita tentunya sangat berbeda. Hal tersebut juga
akan mempengaruhi tingkat konsumsi.
6. Selera dan Gaya
Sebagian
orang memiliki selera dan gaya yang lebih baik, baik dalam hal berbusana maupun
hal lainnya. Hal ini membuat tingkat konsumsi mereka menjadi lebih tinggi
ketimbang mereka yang kurang memperhatikan gaya.
7. Adat Istiadat dan
Kebiasaan
Kebiasaan
dan adat istiadat di suatu daerah juga mempengaruhi tingkat konsumsi
masyarakatnya.
c. Teori Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam
mencari,menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka
anggap untuk memuaskan kebutuhan mereka. Definisi lainnya adalah bagaimana
konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas, seperti : uang, waktu,
tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan demi kepuasan mereka.
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan
harga barang disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku
konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana
seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang
dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang
diharapkannya.
1.Pendekatan Konsumen
Kardinal
Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur
dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna
tergantung kepada subyek yang menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan
bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati.
Pendekatan kardinal memberikan penilaian bersifat subyektif akan
pemuasan kebutuhan dari suatu barang, artinya tinggi rendahnya suatu barang
tergantung sudut pandang subyek yang memberikan penilaian tersebut, yang
biasanya berbeda penilain dengan orang lain.
Pendekatan ini merupakan gabungan dari beberapa pendapat para
ahli ekonomi aliran subyektif dari Austria seperti: Karl Menger, Hendrik
Gossen, Yeavon, dan Leon Walras. Menurut pendekatan ini daya guna dapat diukur
dengan satuan uang atau util, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna
bergantung kepada subyek yang menilai.
Dalam pendekatan ini akan banyak didasari oleh suatu hukum dari
tokoh terkenal, Gossen, yaitu hukum Gossen.
- Hukum Gossen I menyatakan bahwa jika kebutuhan seseorang
dipenuhi terus-menerus maka kepuasanya akan semakin menurun.
- Hukum Gossen II menyatakan bahwa orang akan memenuhi berbagai
kebutuhanya sampai mencapai intensitas yang sama. Intensitas yang sama itu ditunjukkan
oleh rasio antaramarginal utility dengan
harga dari barang yang satu dengan rasio marginal utility dengan harga barang
yang lain.
Hipotesis utama teori niali guna atau lebih dikenal sebagai
hukum nilai guna marginal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai
guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan satu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang
tersebut terus-menerus menambah konsumsinya pada barang tersebut.
Dalam pendekatan ini, konsumen dianggap mengonsumsi kombinasi
barang untuk mendapatkan kepuasan yang maksimal dan tambahan kepuasan yang
diperoleh dari tambahan konsumsi suatu barang secara terus menerus akan semakin
berkurang.
2.Pendekatan Konsumen
Oridinal
Pendekatan konsumen Ordinal
adalah pendekatan yang daya guna suatu barang
tidak perlu diukur, cukup untuk
diketahui dan konsumen mampu membuat urutan
tinggi rendahnya daya guna yang
diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Dalam teori perilaku konsumen
dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :
1.
Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu
merangking kebutuhan yang dimilikinya
2.
Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering
3.
Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih
sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin
tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya. Kelemahan pendekatan konsumen
ordinal yaitu terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen
dari mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dari satu kepuasan.
B. Pelaku Ekonomi
a. Pengertian Pelaku Ekonomi
Pelaku Ekonomi adalah semua pihak yang
melakukan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, dan konsumsi), baik itu
perorangan maupun organisasi (pemerintah atau swasta).
Pihak-pihak yang berperan sebagai pelaku
ekonomi adalah rumah tangga, perusahaan produsen, pemerintah, lembaga keuangan,
dan masyarakat luar negeri. Semua pihak tersebut memiliki peran masing-masing
dan saling mempengaruhi dalam perekonomian suatu negara.
Para Pelaku Ekonomi dan Perannya
Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari
kegiatan ekonomi setiap harinya dimana semua yang terlibat memiliki peran
masing-masing. Adapun beberapa pelaku ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Rumah Tangga Keluarga (Konsumen)
Rumah tangga keluarga adalah pelaku ekonomi
yang lingkupnya kecil baik itu individu maupun kelompok yang terdiri dari
Bapak, Ibu, anak, paman, tante, kakek, nenek, hingga asisten rumah tangga.
Semua rumah tangga pasti membutuhkan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Untuk memenuhi segala kebutuhan
hidupnya maka rumah tangga keluarga mengeluarkan penghasilannya untuk membeli
berbagai barang/ jasa yang dibutuhkan.
Untuk memperoleh penghasilan, kelompok rumah
tangga keluarga memanfaatkan faktor produksi mereka, yaitu tenaga, untuk dijual
kepada rumah tangga perusahaan. Adapun beberapa kegiatan pokok dari rumah
tangga adalah sebagai berikut:
1.
Memperoleh
penghasilan dari perusahaan/ produsen berupa gaji, upah, bunga, laba, dan sewa.
2.
Memperoleh
penghasilan dari lembaga keuangan dalam bentuk bunga atas simpanan mereka.
3.
Membelanjakan
pendapatan mereka di pasar barang.
4.
Menabung
sebagian dari pendapatan mereka pada lembaga keuangan.
5.
Membayarkan
pajak kepada pemerintah.
6.
Melakukan
transaksi pembelian di pasar uang karena membutuhkan uang tunai untuk
berbelanja kebutuhan sehari-hari.
2. Perusahaan/ Produsen
Perusahaan atau rumah tangga perusahaan adalah
semua bentuk usaha yang menjalankan bisnis yang sifatnya tetap dan
terus-menerus untuk mendapatkan keuntungan ekonomi, serta didirikan,
beroperasi, dan berkedudukan di wilayan negara Indonesia.
Adapun beberapa kegiatan kelompok perusahaan
atau produsen adalah sebagai berikut:
1.
Menghasilkan
produk, baik itu barang maupun jasa, serta berperan sebagai pemasuk di pasar
barang/ jasa.
2.
Memanfaatkan
berbagai faktor produksi yang ada pada rumah tangga konsumsi untuk melakukan
proses produksi.
3.
Memohon
kredit modal kerja kepada lembaga keuangan untuk membangun atau mengembangkan
usaha mereka.
4.
Menentukan
pembelian berbagai barang modal dan stok barang lainnya.
5.
Membayarkan
pajak kepada pemerintah atas penjualan barang yang dihasilkannya.
6.
Baca
juga: Perilaku Konsumen
3. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah semua pihak yang
melakukan kegiatan keuangan, baik bank maupun bukan bank, untuk membantu
meningkatkan perekonomian suatu negara.
Adapun beberapa kegiatan kelompok lembaga keuangan
adalah sebagai berikut:
1.
Menghimpun
dana dari berbagai pihak, baik rumah tangga konsumen maupun perusahaan.
2.
Menyediakan
kredit modal usaha bagi perusahaan/ produsen untuk meningkatkan kinerja
produksi mereka.
3.
Menyediakan
uang giral untuk kegiatan transaksi keuangan.
4. Pemerintah
Pemerintah adalah pihak yang memiliki peran
penting dalam perekonomian dimana tugasnya adalah mengatur dan mengendalikan
perekonomian suatu negara dengan berbagai kebijakan ekonomi untuk memakmurkan
warga negaranya.
Beberapa kebijakan pemerintah di bidang
ekonomi adalah sebagai berikut:
1.
Membuatu
kebijakan fiskal, yaitu kebijakan yang berkaitan dengan pendapatan dan
pengeluaran negara.
2.
Membuat
kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang berkaitan dengan pengaturan jumlah uang
yang beredar untuk mengendalikan laju inflasi.
3.
Membuat
kebijakan keuangan internasional, yaitu segala kebijakan di bidang keuangan
yang berkaitan dengan dunia internasional. Misalnya perdagangan internasional,
kerjasama ekonomi dengan negara lain.
4.
Adapun
beberapa kegiatan pemerintah dalam perekonomian adalah sebagai berikut:
5.
Menarik
pajak langsung dan pajak tidak langsung.
6.
Belanja
segala kebutuhan pemerintahan dimana dananya berasal dari pendapatan negara.
7.
Melakukan
pinjaman dari luar negeri untuk membantu pembiayaan pembangunan dalam negeri.
8.
Menyewa
tenaga kerja ahli untuk membantu berbagai tugas dan pekerjaan pemerintah.
9.
Menyediakan
kebutuhan uang kartal bagi masyarakat.
5. Masyarakat Luar Negeri
Setiap negara memiliki kondisi geografis dan
masyarakat yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan masing-masing negara
memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berbeda pula.
Perbedaan sumber daya tersebut mengakibatkan
setiap negara memiliki ketergantungan pada negara lain karena tidak bisa
memenuhi kebutuhannya sendiri. Itulah sebabnya setiap negara di dunia melakukan
perdagangan luar negeri.
Adapun beberapa kegiatan ekonomi yang
dilakukan oleh masyarakat luar negeri adalah sebagai berikut:
1.
Menyediakan
kebutuhan barang tertentu untuk diimpor oleh negara lain.
2.
Melakukan
kegiatan ekspor dan impor dengan negara lain untuk saling memenuhi kebutuhan
masing-masing negara.
3.
Melakukan
investasi dengan menyediakan kredit untuk membiayai kegiatan pembangunan yang
dilakukan pemerintah dan swasta di dalam negeri.
4.
Masuk
ke dalam pasar uang Indonesia sebagai penyalur uang dari luar negeri, peminta
kredit, dan uang kartal rupiah untuk kebutuhan semua cabang perusahaan mereka
di dalam negeri.
5.
Menjadi
media penghubung pasar uang dalam negeri dengan pasar uang luar negeri.
b. Diagram Interaksi antar Pelaku Ekonomi
Peran keempat pelaku ekonomi seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya ternyata memiliki interaksi timbal balik, yang bila
digambarkan dalam sebuah diagram akan menunjukkan suatu arus melingkar yang
membentuk sebuah sistem. Diagram yang menunjukkan interaksi timbal balik
antarpelaku ekonomi disebut diagram interaksi pelaku ekonomi (circulair flow
diagram).
Untuk mempermudah pemahaman tentang diagram
interaksi pelaku ekonomi maka akan dijelaskan dua model, yakni model sederhana
(dua pelaku) dan model lengkap (empat pelaku).
Ø
Diagram
Interaksi Ekonomi Model Sederhana (2 Pelaku)
Agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa, perusahaan memerlukan faktor-faktor produksi berupa tanah, bangunan, bahan baku, tenaga kerja, modal, dan kewirausahaan yang diperolehnya dari rumah tangga. Di sini perusahaan dan rumah tangga akan bertemu di pasar input (pasar faktor-faktor produksi). Dari penggunaan faktor-faktor produksi tersebut perusahaan akan memberikan sewa, uang pembelian bahan baku, upah, bunga, dan laba kepada rumah tangga sebagai pemilik faktor-faktor produksi.
Sebaliknya, bila rumah tangga membutuhkan
barang dan jasa, rumah tangga akan membelinya dari perusahaan. Di sini, rumah
tangga dan perusahaan akan bertemu di pasar output (pasar barang dan jasa).
Dalam penjualan barang dan jasa, perusahaan bisa menjualnya sendiri secara
langsung atau bisa menggunakan jasa pedagang.
Jadi, untuk memenuhi kebutuhannya, rumah
tangga akan menggunakan pendapatan yang diperolehnya dari perusahaan untuk
mengadakan pembelanjaan barang dan jasa. Dari pembelanjaan tersebut maka
perusahaan akan memperoleh pendapatan yang pada saatnya nanti akan digunakan
untuk membiayai produksi barang dan jasa. Pembiayaan tersebut berbentuk
pemberian sewa, uang pembelian bahan baku, upah, bunga, dan laba, seperti yang
dijelaskan sebelumnya.
Ø
Diagram
Interaksi Pelaku Ekonomi dengan 3 Pelaku
Pada arus lingkar kegiatan ekonomi tiga sektor
terdapat pelaku ekonomi ketiga yaitu pemerintah yang memilki fungsi utama
sebagai pengatur perekonomian. Jadi pada arus lingkar kegiatan ekonomi tiga
sektor ada tiga kelompok yang berinteraksi yaitu konsumen, produsen dan pemerintah.
Ø
Diagram
Interaksi Pelaku Ekonomi Model Lengkap (4 Pelaku)
Berikut ini akan dijelaskan mengenai diagram
interaksi pelaku ekonomi dalam model lengkap (4 pelaku) yang akan menggambarkan
interaksi timbal balik antara rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan
masyarakat luar negeri.
Aliran antara Rumah Tangga dan Perusahaan
Di atas sudah dijelaskan aliran yang terjadi antara rumah tangga dan perusahaan yang bisa kalian lihat pada diagram interaksi pelaku ekonomi model sederhana. Coba kalian baca lagi penjelasannya.
Aliran antara Pemerintah dengan Rumah Tangga
dan Perusahaan
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, pemerintah
memproduksi barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dan perusahaan
dengan tujuan untuk melayani kepentingan umum. Sehingga, barang dan jasa itu
disebut dengan istilah barang dan jasa publik. Selain itu, produksi barang dan
jasa tersebut berguna pula untuk menambah pendapatan negara. Barang dan jasa
yang diproduksi pemerintah di antaranya minyak, gas, semen, baja, listrik,
pendidikan, kesehatan, hukum, keamanan, jasa pos, dan lain-lain.
Oleh karena itu, pemerintah berhak memungut
pajak dan fee (ongkos) serta menerima pendapatan dari penjualan barang-barang
tersebut. Semua penerimaan yang diperoleh pemerintah di antaranya digunakan
untuk membayar pegawai (guru, polisi, hakim, dokter, perawat, dan lain-lain),
memberikan subsidi kepada rumah tangga (misalnya: subsidi BBM), serta subsidi
kepada perusahaan (misalnya: subsidi terhadap produksi pertanian).
Aliran yang Berkaitan dengan Masyarakat Luar
Negeri
Dalam kegiatan ekonomi dewasa ini, hubungan
dengan masyarakat luar negeri merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan lagi.
Hubungan dengan masyarakat luar negeri telah menciptakan terjadinya arus masuk
barang dan jasa (impor barang dan jasa) serta arus masuk faktor-faktor produksi
(impor faktor-faktor produksi). Selain itu, terjadi pula arus keluar barang dan
jasa (ekspor barang dan jasa) serta arus keluar faktor-faktor produksi (ekspor
faktor-faktor produksinya).
Dalam kegiatan impor barang dan jasa dari
masyarakat luar negeri, negara kita harus melakukan sejumlah pembayaran kepada
masyarakat luar negeri. Yaitu dengan memberikan uang pemblian bahan baku, upah,
bunga,, sewa, da laba. Sebaliknya, dari kegiatan ekspor barang dan jasa kepada
masyarakat luar negeri, negara kita akan mendapat sejumlah pendapatan dari
masyarakat luar negerii, yaitu penjualan bahan baku, upah, bunga sewa, dan
laba. Dari kegiatan impor faktor-faktor produksi, ada satu faktor produksi yang
betul-betul dibutuhkan oleh negara kita, yakni faktor produksi modal.
Oleh karena itu, negara kita sangat memerlukan
adanya investor-investor asing yang mau menanamkan modalnya ke Indonesia.